Bos La Liga Ungkapkan Ke Publik Untuk Jangan Bandingkan Liga Premier Dengan La Liga!


Warning: Undefined array key "tie_hide_meta" in /home/u992852709/domains/allaeps.com/public_html/wp-content/themes/sahifa/framework/parts/meta-post.php on line 3

Warning: Trying to access array offset on value of type null in /home/u992852709/domains/allaeps.com/public_html/wp-content/themes/sahifa/framework/parts/meta-post.php on line 3

Javier Tebas secara komersial telah mengakui Liga Premier terbaik di dunia. Bos La Liga meminta untuk tidak membandingkan liga Spanyol dengan Inggris.
Premier League dan La Liga saat ini menjadi dua liga terbaik di Eropa. Keduanya sering dibandingkan dalam hal kinerja dan iklan.

Dalam urusan belanja pemain, Liga Inggris jauh mengungguli LaLiga. Pada bursa musim dingin lalu, Premier League menghabiskan 830 juta euro demi pengeluaran transfer, jauh ketimbang Liga Spanyol (31,9 juta euro).

Ketimpangan angka tersebut sempat disindir Corporate Director LaLiga, Javier Gomez. Dia meminta UEFA turun tangan menangani ketimpangan yang ada agar tidak semakin parah.

Bos LaLiga, Javier Tebas, punya pendapat lain. Menurutnya, Liga Inggris bisa punya dana melimpah ketimbang Liga Spanyol atau pun liga-liga top Eropa lainnya karena status Premier League sebagai yang terbaik.

“Tidak, tidak, saya tidak iri dengan Premier League. Secara komersial, ini adalah produk terbaik di dunia dan untuk LaLiga sangat sulit berada di level yang sama karena perbedaan antara kedua negara,” kata Tebas di Forum Olahraga dan Bisnis yang diselenggarakan Financial Times di London, dikutip dari Marca.

“Anda memiliki lebih dari 70 juta penduduk, sedangkan kami 50 juta. Belum lagi negara-negara Persemakmuran. Tidak mungkin dibandingkan,” sambungnya.

“Kami sudah belajar dari Premier League dalam hal hak siar televisi. Kami bercita-cita untuk berada di level mereka, tentu itu yang kami coba lakukan.”

“Kami tidak iri, karena ada juga elemen yang belum dilakukan dengan baik, seperti membiarkan pemilik berinvestasi dengan kerugian, yang merupakan sesuatu yang harus dikurangi dan tidak masuk akal”, Javier Tebas mengungkapkan.

Berdasarkan bukti-bukti yang kini dipegang oleh Premier League, Man City melakukan banyak sekali pelanggaran dari segi financial fair play. Ratusan dakwaan dikeluarkan oleh Premier League pada awal Februari 2023 lalu.

Trending 🔥 :  Sederet Ucapan Untuk Memperingati Hari Perempuan Internasional

Sampai saat ini, kasusnya telah mencapai tahap persidangan. Tim independen untuk menggelar sidang sudah dibentuk dan Man City telah menyiapkan sejumlah pembelaan.

Tebas mengingatkan kepada operator Liga Inggris agar mengambil hukuman yang tegas dam berat kepada Man City apabila seluruh dakwaan itu terbukti benar.

Menurut Tebas, ketegasan Premier League dalam menetapkan hukuman bakal berimbas pada reputasi liga. Liga yang bersih dan pengelola yang profesional justru akan menguntungkan dari sisi promosi.

“Ini semua tentang reputasi dan harga diri Premier League,” ujarnya dalam acara Financial Times Business of Football Summit dikutip dari GOAL.

“Reputasi global mereka tentunya akan berpengaruh banyak dengan kemampuan menarik sponsor dan penjualan hak siar televisi,” tambah Tebas.

Setidaknya ada tiga hukuman yang sangat mungkin mendera Man City. Kemungkinan hukuman ini berkaca dari regulasi yang ada dan hukuman yang setimpal.

Dua potensi hukuman yang sangat mungkin segera direalisasikan adalah pengurangan poin dan denda. Belum diketahui seberapa banyak poin dan denda yang akan ditimpakan.

Potensi hukuman ketiga adalah pengeluaran di kompetisi. Man City punya kemungkinan didepak tidak hanya dari divisi teratas Liga Inggris, tetapi juga Liga Inggris secara keseluruhan.

Hukuman-hukuman ini diperkirakan akan jadi pertimbangan Premier League untuk diberikan kepada Man City. Komite independen yang nantinya akan memutuskan.

Aspek-aspek yang Dilanggar
Hukuman yang beragam, dari ‘ringan’ ke berat ini, muncul karena banyaknya dugaan pelanggaran yang dilakukan Man City. Pernyataan resmi Premier League menyebutkan ada empat masalah utama yang menjerat Man City.

Pertama, Man City tidak jujur soal pendapatan klub dan biaya operasional. Kedua, renumerasi nilai kontrak pemain dan pelatih.

Ketiga, tidak memberikan laporan yang akurat tentang keuntungan dan keberlangsungan klub. Keempat, laporan tentang UEFA Club Licensing dan UEFA Financial Fair Play tidak akurat.